LOGO KAMI

LOGO KAMI

Laman

Rabu, 20 Maret 2013

KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH PERTAMA DALAM PENDIDIKAN ANAK Oleh : Bosco Lamawuran*

 

clip_image002I. PENDAHULUAN

Berbicara mengenai pendidikan, maka banyak pihak yang berperan di dalamnya. Pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Namuan demikian, dari ketiga lembaga ini, keluargalah yang menjadi lembaga utama dalam pengenalan norma terhadap anak. Selain itu, keluarga juga wajib mengajarkan pendidikan moral yang dapat diartikan sebagai ajaran kesusilaan, tabiat, atau kelakuan.

Apa sih sebenarnya keluarga itu? Keluarga dalam arti sempit (keluarga inti) mencakup suami-istri dengan anak-anak mereka; dalam arti luas mencakup sanak saudara (famili). Keluarga merupakan kesatuan sosial berdasarkan hubungan biologis, ekonomis, emosional dan rohani, yang bertujuan mendidikan dan mendewasakan anak-anak sebagai masyarakat luas maupun terbatas. Dasarnya adalah ikatan perkawinan ayah-ibu. Oleh karena itu, orang tua (keluarga) tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah, melainkan orangtua/keluargalah sebagai lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak. Atau dengan kata lain, orang tualah yang berperan sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya.

II. I S I

Rumah Tangga/keluarga adalah sekolah pertama, dan ibu bapa menjadi gurunya. Di dalam keluargalah dimulai pendidikan anak-anak. Bayi yang baru lahir, mempunyai otak yang masih seperti kertas putih yang belum ditulis apa-apa. Kertas putih itu akan segera diisi dengan hal-hal yang mereka lihat, dengar dan alami. Kalau orangtua lalai mengisi otak tersebut dengan ajaran-ajaran baik, mak tidak heran kalau ajaran-ajaran buruk akan masuk. Kepada orang-orang tua, terletak kewajiban memberi petunjuk yang benar kepada anak-anak. Mereka harus dituntun dengan bijaksana, dan lemah-lembut. Kita mengadakan perjanjian dengan Allah untuk mendidik anak-anak yang telah dipercayakan. Memelihara mereka dengan pengaruh-pengaruh yang baik yang akan menuntun mereka memilih suatu cara hidup yang baik, adalah kewajiban orangtua yang umum. Pendidikan dalam keluarga sebelum anak cukup besar untuk disekolahkan, sangat sederhana, tetapi amat penting.

Keluarga mengemban peran kemanusiaan bukan hanya untuk melahirkan keturunan melainkan juga untuk memanusiakan mereka dengan cara mendidik dan membina mereka. Bahkan tugas untuk mendidik anak-anak itu disebut hak natural dari keluarga.

Konsili Vatikan II mengingatkan: “Karena orangtua telah menyalukan kehidupan kepada anak-anak, maka terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu, orangtualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama. Begitu pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan, sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajiban orangtua: menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Maka keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan-keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat.

Hak dan kewajiban orangtua untuk mendidik anak adalah hakiki, karena berkaitan dengan kelangsungan kehidupan; asli dan pertama, bila dibandingkan dengan lembaga lain dan bila dilihat dari keunikan hubungan orangtua dan anak, maka pendidikan dalam keluarga adalah tidak tergantikan dan tidak tersangkalkan sehingga tidak bisa sepenuhnya didelegasikan kepada atau ditolak oleh orang lain.

Ciri khas pendidikan oleh orangtua ialah dimotivasikan atau didasarkan oleh kasih-sayang orangtua kepada anak-anak. Guru atau siapa pun tidak bisa menggantikan kasih sayang orangtua terhadap darah dagingnya sendiri. Orangtua juga menjadi model, prinsip, pegangan yang memberikan nilai-nilai: kebaikan, keramahan, kesetiaan, pelayanan dan pengorbanan. Nilai-nilai itu hanya bisa ditanamkan lewat pendidikan di dalam keluarga.

Lingkungan keluarga dikatakan sebagai lingkungan yang paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak dialami di dalam keluarga. Selain itu juga, bahwa keluarga menjadi agen utama dalam menciptakan kondisi yang ramah bagi penanaman nilai-nilai yang baik bagi anak.

Salah satu problem yang mendasar dalam pendidikan saat ini adalah terkait dengan pendidikan moral. Di zaman yang semakin mengglobal ini, Sering sekali bahwa nilai-nilai moral kemanusiaan diabaikan dalam pergumulan kehidupan sehari-hari. Maka, tidak mengherankan lagi, jika kenakalan anak/remaja, pergaulan bebas, ketidakjujuran, rendahnya belas kasih dan solidaritas, hilangnya budaya sopan santun dan rasa hormat, makin marak terjadi. Lebih parahnya lagi bahwa sering dijumpai kekerasan yang muncul dari kalangan para pelajar. Maka, otomatis bahwa proses pendewasaan diri bagi anak tidak berlangsung secara baik.

Jika kita kaji semua ini dengan baik, maka kemerosotan pendidikan moral anak ini, salah satunya disebabkan karena kurang perhatian/kurang berperannya keluarga dalam pendidikan anak; kurangnya kontrol orang tua terhadap anaknya. Artinya bahwa orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak. Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara orang tua mendidik anak. Dengan demikian, maka pendidikkan anak tak dapat lepas dari peran orangtua ataupun keluaraga. Kehidupan dan kepribadian anak akan terasa aman dan nyaman, apabila ia berada dan dididik di tengah keluarganya.

III. PENUTUP

Anak-anak bukan hanya anugerah Tuhan dan buah cinta suami-istri belaka, melainkan adalah juga tugas dan tanggungjawab orangtua untuk mendidiknya. Orangtua perlu mendampingi perkembangan anak-anaknya menapaki tahap-tahap perkembangannya. Maka yang paling penting adalah bagaimana orangtua menempatkan diri untuk memberikan teladan hidup dan tingkah laku yang bijaksana kepada anak. Sebab, lebih sering anak meniru apa yang dilakukan, dari pada apa yang dikatakan. Maka, di sini sangat dibutuhkan cinta dan kasih sayang secara total dari orangtua; pemberian diri dari orangtua untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang matang dalam tingkahlaku, dan terutama hidup dengan sebuah dasar “iman” yang kokoh. “Iman” dan kepribadian seorang anak menjadi lebih indah dan menyenangkan, jika arah pendidikannya dimulai di dalam keluarga sejak dini.

* Penulis adalah calon imam Keuskupan Pangkalpinang, Tingkat III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar