LOGO KAMI

LOGO KAMI

Laman

Rabu, 20 Maret 2013

Mengalami Salib Tanpa Alasan Oleh : Fr. Ratno*

 

imagePernahkah anda mendengar pepatah yang berbunyi “ada uang abang di sayang tak ada uang abang ditendang.” Sepintas syair pepatah tersebut melukiskan tentang sang wanita yang hanya memberi kasih sayangnya kepada sang pria jika sang pria mampu untuk memberikan uang kepadanya. Uang menjadi amat penting bagi sang wanita, sebab baginya cinta itu hanya terungkap dalam kesiapan sang pria untuk memberikan yang menjadi kebutuhan sang wanita. Ya, uang menjadi salah satu hal yang amat penting dalam hidup ini. Bahkan banyak orang yang berprinsip bahwa segala sesuatu dapat diatur dengan uang. Benarkah demikian? Bagaimana dengan iman kita pada Yesus Kristus, apakah kita mengimani Yesus yang tersalib itu karena semata-mata alasan uang?

Dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa membutuhkan uang. Uang menjadi amat penting bagi kita. Kita pun senantiasa berusaha untuk melakukan segala sesuatu yang kiranya dapat memberikan uang bagi kita. Memang kita tidak dapat melepaskan kehidupan ini tanpa uang, akan tetapi jika kita melihat realitas hidup ini tidaklah segala sesuatunya diatur oleh uang. Bahkan kehidupan kitapun didunia ini bisa dikatakan bukan berasal dari uang. Artinya ketika kita memperoleh nafas kehidupan ini kita tidak menerimanya setelah kita pertama-tama memberikan uang atau sebaliknya kita diberi uang dulu baru kita mau menerima nafas kehidupan. Bahkan dengan segala kehidupan yang kita peroleh dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki bukanlah karena uang atau sebaliknya diberi balasan dengan uang. Ibaratnya kita dapat mengatakan bahwa uang memang penting tetapi uang bukanlah segala-galanya. Sebab uang hanyalah hal yang kita perlukan demi memenuhi kebutuhan materi yang kita butuhkan didunia ini.

Sebagai orang kristen, kita percaya bahwa dasar dan panggilan iman kita menjadi orang kristen ialah berasal dari Yesus. Yesus yang telah memanggil kita sehingga kita layak menjadi sahabatNya. Seiring dengan itu juga, panggilan Yesus tersebut telah termaktub kepada kita sejak kita dengan secara sadar mau dan tahu untuk menerima Baptisan. Dengan Baptisan kita juga telah ambil bagian secara nyata dalam tugas dan panggilan kita sebagai seorang anak –anak Allah, dan mau memanggul salib kita sendiri. Maka panggilan dan iman kita pun pada Yesus Kristus haruslah terwujud dalam kehidupan kita sendiri. Dalam keseharian hidup kita diajak untuk mau mewujudkan nilai-nilai iman kita sendiri. Iman yang berakar dan bersumber pada Yesus Kristus. Dengan itu, ditandaskan bahwa keberiman kita dan panggilan kita pada iman akan Yesus Kristus mesti menjadi hal utama dan bukan tergantikan dengan perihal yang lain, seperti uang. Sebab perihal iman tidak hanya menyangkut kebutuhan materi atau hal dunia saja tetapi sebagai wujud akan tanggungjawab kita sebagai bagian dari keselamatan yang telah diperjuangkan oleh Yesus yang tersalib. Lalu bagaimanakah kita dapat mewujudkan salib dalam kehidupan kita sekarang ini?

Kehidupan kita saat ini memang dapat dikatakan tidak terlepas dari kebutuhan uang bahkan jika kita mau lebih dalam lagi, kita dapat mengatakan bahwa selama kita masi berpijak didunia ini kita senantiasa membutuhkan uang. Sebab kebutuhan yang senantiasa menjadi tuntutan bagi diri kita mesti beralaskan uang. Uang menjadi salah satu perihal yang kita butuhkan didunia ini. Tanpa uang orang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, atau dengan kata lain tanpa uang orang tidak dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya. Demikian juga dengan kebutuhan uang kita juga senantiasa membutuhkan perihal pengalaman salib. Pengalaman salib mestilah kita alami, sebab sebagai orang kristen yang sejati kita mesti mau dan siap untuk memikul salib, tanpa harus beralaskan apapun. Sebab sejak kita dibabtis kita dengan tanpa alasan apaun telah dijadikan Allah sebagai anak-anakNya. Dengan demikian kitapun tanpa beralasan uang, siap untuk menerima segala pengalaman salib dan bila harus bertentangan dengan perihal yang paling penting dikehidupan kita saat ini pun, haruslah kita utamakan salib. Yesus pun sejak lahirnya siap menentang segala kelicikan para pemimpin Yahudi demi mengutamakan keselamtan semua orang. Maka kita sebagai pengikutnya mesti siap untuk meneladani kesetian yang ada pada Yesus dan mau menerima salib kita sendiri.

* Penulis adalah calon imam Keuskupan Padang, Tingkat IV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar