LOGO KAMI

LOGO KAMI

Laman

Kamis, 25 Oktober 2012

Foto


Sejarah


SEJARAH BERDIRINYA SEMINARI TINGGI ST. PETRUS


Berdirinya Seminari Tinggi St. Petrus, Sinaksak - Pematangsiantar, tidak terlepas dari sejarah panjang kehadiran Gereja Katolik di Indonesia, khususnya di Sumatera. Seminari Tinggi St. Petrus, yang merupakan seminari antar keuskupan Sumatera, merupakan sebuah mosaik sejarah Gereja di Sumatera, dan buah dari perjalanan sejarah itu sendiri. Berikut ini akan dipaparkan secara ringkas latar belakang sejarah perkembangan Gereja di Sumatera sampai dengan didirikannya seminari tinggi antar keuskupan Sumatera, yakni Seminari Tinggi St. Petrus yang kini berkedudukan di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

1. Latar Belakang: Sejarah Gereja Katolik di Sumatera

Setelah jejak pertama kehadiran Gereja Katolik di Sumatera pada tahun 600-an "raib" dan nyaris tak meninggalkan bekas, Gereja Katolik muncul kembali pada abad ke 16 di dua daerah di Sumatera: Aceh di utara dan Bengkulu di tenggara. Ketika orang Portugis menaklukkan Malaka pada tahun 1511, mulai terjadi kontak dagang antara orang-orang Portugis dengan orang-orang Aceh, yang sebelumnya menolak kedatangan mereka. Rupanya hubungan antara orang Portugis dengan orang Aceh tidaklah selalu buruk dan tegang. Suatu ketika orang Aceh mengijinkan orang Portugis memasuki daerah Aceh. Mereka tinggal di daerah pesisir. Kebutuhan rohani orang Portugis itu mengawali berdirinya Gereja dan menghadirkan iman di Sumatera bagian utara.
Pada awal tahun 1685 orang lnggris tiba di Sumatera, dan pada tahun 1711 mereka membangun pangkalan di Bantal dan Muko-muko, di bagian utara Bengkulu. Pemimpin orang Inggeris memohon para misionaris dari Imam-imam Theatin datang ke Bengkulu untuk memelihara hidup rohani para pedagang, serdadu, dan para pelaut Inggris di sana.
Dengan kehadiran Gereja Katolik di dua daerah itu, mulailah sejarah baru Gereja Katolik di Pulau Sumatera, yang tumbuh dan berkembang sampai saat ini.
Sampai pada penghujung abad ke-19, seluruh Nusantara merupakan wilayah misi Ordo Serikat Yesus ( SJ ) di bawah pimpinan Vikariat Apostolik Batavia. Baru pada awal abad ke­20, terjadi pembagian wilayah misi di Indonesia. Tahun 1902 Imam-imam MSC menerima tanggung jawab karya misi di bagian timur Nusantara. Menyusul pada tahun 1905, Ordo Kapusin Belanda mengambil alih Borneo ( Kalimantan ) sebagai daerah misi mereka. Enam tahun kemudian, yakni pada tahun 1911, seluruh Sumatera juga menjadi wilayah misi Ordo Kapusin Belanda. Tanggal 30 Juni 1911, wilayah Sumatera didirikan menjadi Prefektur Apostolik Sumatera, yang berkedudukan di Padang. Pada tahun 1912, misionaris Kapusin tiba di Sumatera untuk menggantikan para misionaris Yesuit. Pada tanggal 24 Mei 1912, P. Liberatus Cluts OFMCap diangkat menjadi Prefek Apostolik Sumatera. Tahun 1921 beliau mangkat secara tiba-tiba di atas kapal, dalam perjalanan dari Padang untuk kunjungan umat menuju Bengkulu. Beliau digantikan oleh Mgr. Mathias Brans sebagai Prefek Apostolik.

Rabu, 10 Oktober 2012

Salam Damai Kristus untuk kita semua.....
Kami, sie.Publikasi Seminari Tinggi St.Petrus thn.2012-2013 mencoba untuk membaharui website Seminari yang selama ini error. Semoga dengan kehadiran blog ini, informasi dan komunikasi seluruh keluarga besar Seminari Tinggi St.Petrus Sinaksak Pematangsiantar dapat berlangsung dan mendatangkan manfaat bagi kita semua. Doa dan dukungan kita semua sangat membantu kelancaran blog ini.

Nemo dat quod non habet.
Seksi Publikasi STSP, 2012-2013